Jumat, 05 Maret 2010

MENEMBUS BATAS DUA BULAN DIBERLAKUKANNYA PERJANJIAN C-AFTA: SUATU JALAN PENCIPTAAN ALTERNATIF SOLUSI

Diberlakukannya perjanjian perdagangan bebas China-Asean/ C-AFTA menuai perdebatan yang datang hampir dari semua kalangan mulai dari para pembuat kebijakan, pelaku usaha, kaum cendiakawan, dan tentunya tidak ketinggalan kaum akademisi yang akhirnya mengarah pada suatu tanggapan yang pro dan kontra terkait diberlakukannya perjanjian perdagangan bebas China-Asean tersebut.
Banyak dampak bagi Indonesia dari diberlakukannya perjanjian ini. Pertama, Indonesia akan mendapatkan suatu tambahan masukan pendapatan dari PPN impor produk-produk baru yang masuk ke Indonesia yang menurut perkiraan Departemen Keuangan, Indonesia setidaknya akan mendapatkan peningkatan pemasukan dari 66,3 triliun pada tahun 2009 menjadi setidaknya 102,2 triliun pada tahun 2010. Kedua, persaingan usaha yang muncul akibat diberlakukannya CAFTA secara langsung akan memicu persaingan harga yang kompetitif dipasaran. Hal ini akan menjadi suatu keuntungan bagi konsumen, karena harga barang akan semakin murah dipasaran (bisa dilihat dari teori hukum permintaan dan penawaran). Ketiga, bagi para para produsen yang telah matang secara finansial maupun nonfinansial tentunya akan semakin mudah memasarkan barangnya, baik didalam negeri maupun diluar negeri, dan yang tidak akan terjadi sebaliknya.
Pro kontra yang muncul tentu berasal dari pihak yang merasa dirugikan dan diuntungkan. Sebenarnya konsumen Indonesia adalah pihak yang diuntungkan disini.Karena konsumen Indonesia dengan gampangnnya akan mendapat barang-barang China, dengan harga murah dan kualitas tidak jauh berbeda dengan barang-barang dalam negri, malah barang China dinilai lebih bagus karena penerapan teknologi di China sudah lebih baik dibanding di Indonesia.Akan tetapi bagi bagi produsen dan distributor barang dalam negri, ini adalah suatu kerugian.Jika harga dan kualitas barang dalam negri tetap di atas harga, dan kualitas barang China, mau tidak mau mereka harus rela konsumen lebih memilih barang China. Jika masalah ini tidak segera diselesaikan bisa dipastikan akan mematikan industri dalam negri. Dan pendapatan dari Pajak Penghasilan bagi negara akan berkurang.
Sekarang perjanjian CAFTA ini telah berlaku dan berjalan terhitung 1 Januari 2010. Maka seiring itu pula, harusnya bangsa ini lebih dituntut untuk bersikap lebih bijak dalam mengambil dan menerapkan sejumlah langkah-langkah kongkret, stategis, dan cepat untuk bisa berlari mengejar segala bentuk ketinggalan. Pertanyaan adalah strategi dan langkah seperti apa yang perlu kita ambil dalam menghadapi CAFTA ini. Selain itu berhubung mahasiswa, dalam hal ini adalah mahasiswa ITB adalah insan akademis yang memiliki tugas dan kewajiban moral serta intelektual untuk memberikan sumbangan pikiran dalam menyiapkan jaringan bagi pengembangan kehidupan negara, bangsa dan masyarakat Indonesia, pertanyaan kemudian yang harus bisa dijawab adalah apa yang sekiranya yang bisa dilakukan mahasiswa ITB secara kongkrit untuk menghadapi arus CAFTA yang akan terus bergulir ini?
Maka untuk itu Kementrian Pendidikan dan Keilmuan Kabinet Keluarga Mahasiswa ITB, dan Mahasiswa Mahasiswa Teknik Industri ITB berencana mengadakan seminar MENEMBUS BATAS DUA BULAN DIBERLAKUKANNYA PERJANJIAN C-AFTA: SUATU JALAN PENCIPTAAN ALTERNATIF SOLUSI
Yang akan diadakan pada :
Tanggal: 12 Maret 2010-03-06
Tempat : Aula Timur ITB

Seminar ini pada dasarnya dirancang dalam rangka mencoba menganalisis keberjalanan dua bulan diberlakukannya C-AFTA di Indonesia, baik dari segi peluang maupun ancaman yang akan menjadi dasar ramalan kondisi bangsa Indonesia kedepannya. Harapannya, dari analisis yang dilakukan akan ada suatu langkah tindakan kongkrit, stategis, dan cepat yang bisa dilakukan mahasiswa ITB sebagai antasipasi diberlakukannya perjanjian C-AFTA.

Nara sumber dalam seminar ini terdiri dari:
1. Dr. Rizal Ramli (Mantan Menko Perekonomian RI), yang akan membahas:
• Kondisi dan Gejolak Perekonomian Bangsa Indonesia saat ini secara keseluruhan
• Tantangan dan Peluang Peningkatan Pertumbuhan Perekonomian Bangsa Indonesia
• Ramalan dan Stategi solusi untuk Perekonomian Bangsa Indonesia kedepan
2. Avilliani (Analis dan Ekonom), yang akan membahas:
• Kondisi Perekonomian Indonesia Pasca dua bulan diberlakukannya C-AFTA
• Tantangan dan Peluang yang akan dihadapi Bangsa Indonesia Pasca dua bulan diberlakukannya C-AFTA
• Ramalan dan Stategi solusi untuk Perekonomian Bangsa Indonesia kedepan
3. Ferry Sofwan Arif (Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi Jawa Barat), yang akan membahas:
• Kondisi sektor Industri Propinsi Jawa Barat Pasca dua bulan diberlakukannya C-AFTA
• Tantangan dan Peluang yang akan dihadapi sektor Industri Proponsi Jawa Barat Pasca dua bulan diberlakukannya C-AFTA
• Ramalan dan Stategi solusi untuk sektor Industri Propinsi Jawa Barat Pasca dua bulan diberlakukannya C-AFTA
Moderator akan dipimpin oleh : Zulkaida Akbar (Mantan Presiden KM-ITB 07/08)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar